Senin, 02 Agustus 2010

1st Letter

Halo. Sudah enam tahun sejak kita bertemu.
Entahlah, tahun pertama memang bukan yang paling menyenangkan. Dan aku masih merasa asing denganmu.
Tahun kedua kita terpisah. Dan aku nyaris tidak menyadarinya.
Tapi di tahun ketiga kita bertemu lagi. Memang seperti itulah harusnya.
Mungkin orang lain akan melihat hubungan kita adalah aneh. Kamu yang dengan santai mengolokku dengan berbagai kata dan berbagai cara. Entah kenapa waktu itu aku tidak peduli. Dan mungkin kau heran karena aku tak pernah marah atau menangis sedikitpun. Sedikit demi sedikit kau melunak. Mulai memperlihatkan segala rasa penyesalan. Tak apa, memang aku tak pernah menghiraukan semua yang disebutnya gurauan itu. Aku menerimanya dan mulai berteman seperti yang seharusnya.
Kau menjadi teman sekelasku lagi, kali ini selama tiga tahun penuh. Aku tak keberatan menjadi pasangan dudukmu. Dan aku tau aku takkan pernah menyesalinya.
Tahun-tahun pertama kau habiskan dengan kelompok barumu. Aku memang bukan tipe anak yang diharapkan dalam kelompok dan aku tau itu. Jadi aku memilih berteman akrab dengan yang lain. Ah, seperti aku punya pilihan saja.
Tapi aku tak tau karena alasan apa, aku mulai akrab dengan kelompokmu. Meskipun tak ada pernyataan bahwa aku diundang menjadi anggota kelompok. Aku tak peduli. Toh ada kamu yang sudah kukenal jauh lebih dulu.
Tahun terakhir selalu menjadi yang terbaik. Aku selalu senang ketika kau mau menemaniku kemanapun aku membutuhkanmu.Aku memang bukan pembaca pikiran tapi aku tau kau memang peduli padaku.

Selalu membuatku tertawa oleh lelucon
Selalu membuatku semangat ketika semuanya berubah buruk
Selalu membuatku merasa nyaman
Selalu peduli
Dan selalu tau apa yang harus dilakukannya padaku

Dia masih gendut dan saya masih sedikit lebih kurus -,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar